Entri Populer

Selasa, 30 November 2010

HUBUNGAN ANATOMI OTAK DAN AUTISME

I. ANATOMI OTAK
Otak (bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.
Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus milyar neuron.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat mempengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif.






II. BAGIAN OTAK MANUSIA
A. Otak besar
Otak besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap belahan otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Istilah telencephalon mengacu pada struktur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum:
• Dorsal telencephalon atau pallium berkembang menjadi cerebral cortex
• Ventral telencephalon atau sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.

B. Korteks otak besar
Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 milyar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu milyar sinapsis. Komunikasi yang terjadi antar neuron dalam bentuk deret panjang pulsa sinyal yang disebut potensial aksi dimungkinkan melalui fiber protoplamik yang disebut akson yang dapat dikirimkan hingga ke bagian jauh dari otak atau tubuh untuk menemukan reseptor sel tertentu.
Terdapat enam lapisan korteks, neokorteks/isokorteks, arcikorteks, paleokorteks, allokorteks yang berlipat-lipat sehingga permukaanya menjadi lebih luas dengan ketebalan 2 hingga 4 mm. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran.

C. Ganglia dasar
Ganglia dasar (bahasa Inggris: basal ganglia, white matter) merupakan lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda. Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir. Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan. Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan. Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.

D. Diensefalon
Diensefalon (bahasa Inggris: diencephalon, interbrain) adalah bagian otak yang terdiri dari:
• mid-diencephalic territory
 pretalamus / ventral talamus / subtalamus, terletak di bawah kelenjar hipotalamus. Nuklei berupa zona incerta, thalamic reticular nucleus, dan fields of Forel. Pretalamus terpola sinyal SHH (bahasa Inggris: sonic hedgehog homolog) dari ZLI dan setelah itu membuat koneksi yang berbeda-beda ke striatum (caudate nucleus dan putamen) dalam otak depan, ke talamus (gugus medial dan lateral nucleus) dalam otak kecil, dan ke red nucleus dan substantia nigra dalam otak tengah. Pretalamus ditengarai mempunyai andil dalam pengendalian pola konsumsi termasuk defecation dan copulation.
 zona limitan intratalamika (bahasa Inggris: zona limitans intrathalamica, ZLI) yang berfungsi sebagai pusat sinyal layaknya cerebrum dan sebagai pembatas antara talamus dan pretalamus.
 talamus / dorsal talamus yang berfungsi antara lain menghubungkan komunikasi antar belahan otak besar.

• hipotalamus, merupakan pusat pengendalian waktu biologis, suhu tubuh dan sekresi hormon dan fungsi biologis lain. Hipotalamus terletak di dasar otak depan.
• epitalamus
• pretektum

E. Otak tengah
Otak tengah (bahasa Inggris: mesencephalon) adalah bagian otak yang mempunyai struktur:
• tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina:
 inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari berbagai nukleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari talamus yang disebut medial geniculate nucleus untuk diteruskan menuju korteks pendengaran primer (bahasa Inggris: primary auditory cortex).
 superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata

• cerebral peduncle
 tegmentum adalah jaringan multi-sinapsis yang terlibat pada sistem homeostasis dan lintasan refleks.
 crus cerebri
 substantia nigra

F. Otak belakang
Otak belakang (bahasa Inggris: myelencephalon, metencephalon, rhombencephalon) meliputi jembatan Varol (bahasa Inggris: pons, pons Varolii), sumsum lanjutan (bahasa Inggris: medulla oblongata), dan otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak (bahasa Inggris: brainstem).
• Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar.
• Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok neuron pada formasi retikular di dalam sumsum lanjutan berfungsi mengontrol sistem pernafasan, dan syaraf kranial yang berfungsi mengatur laju denyut jantung juga berada pada sumsum ini.[2] Selain itu juga berperan sebagai pusat pengatur refleks fisiologi, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip.

G. Otak Kecil
Otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.



III. FUNGSI MASING-MASING OTAK
Penemuan penting di dalam sejarah otak adalah kesadaran kita bahwa berbagai bagian otak mengendalikan fungsi yang berbeda-beda. Bagian-bagian otak adalah:

1. Batang Otak, mengendalikan fungsi-fungsi penyangga kehidupan dasar misalnya pernapasan dan laju denyut jantung. Mengontrol tingkat kesiagaan. Menyiagakan anda terhadap informasi sensorik yang masuk. Mengendalikan suhu.Mengendalikan proses pencernaan. Menyampaikan informasi dari serebelum.

2. Serebelum atau otak kecil atau otak belakang, mengendalikan gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari, mengatur kegiatan mental dan berlaku sebagai pusat untuk kegiatan-kegiatan yang disadari.

3. Ganglia dasar
Fungsi:
• Kontrol Kecerdasan
• Koordinasi Gerakan
• Gerakan Voluntary

4. Diensefalon berfungsi menghubungkan otak tengah dengan otak kiri dan otak kanan

5. Thalamus berfungsi untuk menyalurkan dan mengolah informasi sensoris yang berasal dari panca indra kecuali indra penciuman menuju serebrum. Thalamus memilah milah rangsangan yang masuk dan menyalurkan pada otak yang terkait.

6. Hipotalamus berfungsi sebagai pusat tertinggi dari susunan syaraf otonom. Hipotalamus mengatur suhu tubuh, keseimbangan cairan tubuh, masa tidur jaga, dan memberikan respot terhadap emosi. Ia juga mengendalikan nafsu makan, rasa haus dan hasrat seksual.
7. Sistem Limbik atau otak tengah (meneruskan informasi yang diterima kedalam memori), yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri. Menurut ilmuwan Robert Ornstein "suatu cara untuk mengingat fungsi sistem limbik adalah empat F, yang penting untuk kelangsungan hidup : Feeding (memberi makan), Fighting (berkelahi), Fleeing (melarikan diri), dan reproduksi sosial Sistem Limbik mengandung Hipotalamus, yang sering dianggap sebagian bagian terpenting dari 'otak mamalia'. Hipotalamus meskipun kecil (besarnya hanya sepatuh gula kotak) dan beratnya hanya empat gram, hipotalamus mengatur hormon, hasrat seksual, emosi, makan, minum, suhu tubuh, keseimbangan kimiawi, tidur dan bangun, sekaligus mengatur kelenjar utama dari otak (kelenjar pituitari). Hipotalamus adalah bagian otak yang memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak, misalnya kapan kita lapar. Selain itu system limbic memberikan kontribusi yang mendasar untuk mengingat dan proses belajar.

8. Serebum atau korteks serebral (fungsi; mengendalikan gerakan yang disadari), membungkus seluruh otak dan posisinya berada di depan. Serebum adalah karya besar evolusi alam dan bertanggung jawab atas berbagai keterampilan termasuk ingatan, komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativitas. Fungsi : pengaturan, ingatan, pemahaman, komunikasi, kreativitas, pembuatan keputusan, mind mapping, bicara, musik. Serebum dibungkus oleh suatu lapisan berkerut-kerut berupa sel-sel saraf setebal seperdelapan inci yang amat sangat menakjubkan, yang dikenal sebagai korteks serebral. Sifat kortekslah yang merumuskan kita sebagai manusia.Area terpenting otak yang perlu dipahami dalam mengenali kekuatan otak adalah serebrum atau yang sering disebut 'otak kiri dan kanan.Serebum membagi tugas ke dalam dua kategori utama yaitu tugas otak kanan dan otak kiri.tugas otak kanan antara lain irama, kesadaran ruang, imajinasi, melamun, warna, dimensi dan tugas tugas yang membutuhkan kesadaran holistik atau gambaran keseluruhan. Tugas otak kiri antara lain kata-kata, logika, angka, urutan, daftar dan analisis.

Istilah-istilah populer yang memayungi kegiatan
1. Otak Kiri
 Akademik
 Intelektual
 Bisnis
Pada penelitian-penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental sebagai berikut:
a. Matematika f. Analisis
b. Urutan g. Menulis
c. Bilangan h. Bahasa
d. Daftar i. Symbol
e. Logika j. Pengelolaan waktu

2. Belahan otak kanan :
 Artistik
 Kreatif
 Naluriah
Pada penelitian-penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa belahan otak kanan mengendalikan aktivitas-aktivitas mental sebagai berikut:
a. imajinasi f. sintesa
b. warna g. dimensi
c. musik h. kesadaran spasial
d. irama i. gambaran global
e. intelektual j. daya nalar





IV. AUTISME
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
1. interaksi sosial,
2. komunikasi (bahasa dan bicara),
3. perilaku-emosi,
4. pola bermain,
5. gangguan sensorik dan motorik
6. perkembangan terlambat atau tidak normal.
Gejala ini mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil; biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

1. Definisi Autisme
Kanner (Djohan, 2003) mengemukakan bahwa autisme berasal dari bahasa Yunani yaitu “autos” atau “sendiri” yang diartikan memiliki keanehan dalam bersosialisasi dengan dunia di luar dirinya. Banyak penderita dengan sindrom ini memiliki inteligensi rata-rata atau sering kali juga di atas rata-rata, tetapi umumnya mereka sudah didiskreditkan sejak awal.
Kartono dan Gulo (2003) mendefinisikan autisme sebagai kecenderungan pikiran-pikiran dan persepsi seseorang yang dipengaruhi oleh hasrat dan keinginannya serta dalam fantasi dan khayalan-khayalannya, dimana kenyataan objektif tidak terlihat karena adanya kecenderungan melihat dunia secara subjektif.
Sufehmi (2006) mengartikan autisme sebagai cacat pada perkembangan syaraf dan psikis manusia, baik sejak janin dan seterusnya, yang menyebabkan kelemahan dalam berinteraksi sosial, kemampuan berkomunikasi, perbedaan pola minat dan tingkah laku. Autisme cukup luas dan mencakup banyak hal.
Raka (2006) mendefinisikan autisme sebagai kumpulan gejala perilaku yang bervariasi pada setiap anak. Gangguan perilaku dapat berupa kurangnya interaksi sosial, penghindaran kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa dan pengulangan tingkah laku. Utami (2001) mengemukakan bahwa autisme atau yang sering juga disebut dengan kelainan autis merupakan kelainan yang terjadi pada jaringan otak, dimana anak-anak penderita kelainan ini biasanya menunjukkan perilaku “tak peduli” pada lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Chaplin (2002) mendefinisikan autisme sebagai cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri, dimana penderita menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas, serta keasyikan ekstrim dengan pikiran dan fantasi sendiri. Anak autistik adalah anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang ekstrim. Anak autistik bisa duduk serta bermain-main selama berjam-jam lamanya dengan jari-jarinya sendiri atau dengan serpihan-serpihan kertas. Tampaknya anak tersebut tenggelam dalam satu dunia fantasi batiniah sendiri. Autisme merupakan suatu kecatatan perkembangan yang dengan mantap mempengaruhi komunikasi lisan dan non lisan serta interaksi sosial pada usia di bawah 3 tahun yang berdampak pada perolehan pendidikan anak, dimana anak tersebut sering melakukan pengulangan aktifitas, penolakan terhadap perubahan lingkungan atau perubahan rutinitas harian dan tanggapan yang tidak lazim terhadap perasaan (Tanpa Nama, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa autisme merupakan kecenderungan perilaku pada anak, dimana anak tersebut kurang dalam berinteraksi sosial, menghindari kontak mata, kesulitan dalam mengembangkan bahasa, sering mengulang tingkah lakunya serta kecenderungan melihat dunia secara subjektif dan menolak realitas.

2. Gejala-gejala Autisme
Gejala-gejala anak autisme dapat timbul sejak lahir dan anak tidak pernah mengalami perkembangan perilaku yang normal. Namun ada juga anak yang sejak lahir tampak normal dan baru pada usia sekitar 2 tahun terjadi hambatan perkembangan pada perilakunya dan bahkan kemudian terjadi kemunduran (regresi).
Handojo (2003) mengemukakan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh penyandang autisme, yaitu sebagai berikut:
a. Selektif berlebihan terhadap rangsangan
b. Kurangnya motivasi untuk menjelajahi dunia baru
c. Respon stimulasi diri sehingga mengganggu interaksi sosial
d. Respon unik terhadap imbalan, khususnya imbalan dari stimulasi diri. Anak merasa mendapatkan imbalan berupa hasil penginderaan terhadap perilaku stimulasi dirinya, baik berupa gerakan maupun berupa suara. Hal ini menyebabkan dirinya selalu mengulang perilakunya secara khas.

Handojo (2003) juga mengemukakan beberapa gejala autisme masa kanak berdasarkan kriteria DSM-IV, yaitu sebagai berikut:
a. Harus ada sedikitnya 6 dari (1), (2) dan (3), dengan minimal 2 gejala dari (1) dan masing-masing gejala dari (2) dan (3).
1) Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus ada 2 gejala dari gejala-gejala di bawah ini:
a) Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang tertuju.
b) Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.
c) Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
d) Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

2) Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditunjukkan oleh minimal satu dari gejala-gejala di bawah ini:
a) Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (dan tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).
b) Jika bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.
c) Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-diulang.
d) Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.

3) Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dari perilaku, minat dan kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala di bawah ini:
a) Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan berlebih-lebihan.
b) Terpaku pada suatu gerakan yang ritualistik yang tidak ada gunanya.
c) Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.
d) Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda.

b. Sebelum berumur 3 tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam bidang:
 Interaksi sosial
 Bicara dan berbahasa
 Cara bermain yang kurang imajinatif

c. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa Kanak

3. Penyebab-penyebab Autisme
Hingga kini, belum terdeteksi faktor tunggal yang menjadi penyebab timbulnya gangguan autisme (Tanpa Nama, 2006). Namun demikian, terdapat beberapa teori yang dimungkinkan menjadi penyebab timbulnya autisme, yaitu sebagai berikut:
a. Teori Psikososial
Beberapa ahli seperti Kanner dan Bettelhem menganggap autisme sebagai akibat hubungan yang dingin atau tidak akrab antara orang tua (terutama ibu) dengan anak. Dengan demikian dikatakan bahwa orang tua atau pengasuh yang emosional, kaku, obsesif, tidak hangat bahkan dingin, dapat menyebabkan anak asuhnya menjadi autistik.
b. Teori Biologis
1) Faktor genetik, dimana keluarga yang terdapat anak autisme memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan populasi keluarga normal.
2) Prenatal, natal dan postnatal, yaitu pendarahan pada masa kehamilan awal, obat-obatan, tangis bayi terlambat, gangguan pernapasan dan anemia.
3) Neuro anatomi, yaitu gangguan atau disfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandungan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan atau infeksi.
4) Struktur dan biokimiawi, yaitu kelainan pada cerebellum dengan sel-sel purkinje yang jumlahnya terlalu sedikit, padahal sel-sel purkinje mempunyai kandungan serotonin yang tinggi. Demikian juga kemungkinan tingginya kandungan dapomin atau opioid dalam darah.
c. Keracunan Logam Berat Keracunan logam berat umumnya terjadi pada anak yang tinggal di dekat tambang batu bara dan sebagainya.
d. Gangguan Pencernaan, Pendengaran dan Penglihatan Berdasarkan data yang ada, 60% anak autis mempunyai sistem pencernaan kurang sempurna dan kemungkinan timbulnya gejala autistik disebabkan karena adanya gangguan dalam pendengaran dan penglihatan.
Sufehmi (2006) juga menyebutkan beberapa hal yang dicurigai berpotensi menyebabkan anak menderita autisme, yaitu sebagai berikut:
a. Vaksin yang mengandung thimerosal Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan pada berbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini banyak negara maju yang memproduksi vaksin tanpa menggunakan thimerosal
b. Televisi Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara orang tua-anak semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata terdapat kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.
c. Makanan Berbagai zat kimia yang terdapat pada makanan modern (misalnya pengawet, pewarna dan lain-lain) dicurigai menjadi penyebab autisme pada beberapa kasus. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Feingold yang melakukan terapi diet terhadap beberapa pasiennya yang menderita autis. Ketika zat-zat kimia tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autisme, banyak yang mengalami peningkatan situasi secara drastis.
d. Radiasi pada janin bayi Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi yang terkena gelombang ultrasonik berlebihan akan cenderung menjadi kidal. Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan radiasi juga berperan menyebabkan autisme. Sehingga, sebaiknya wanita menghindari USG jika tidak perlu.
e. Folic Acid Zat ini biasanya diberikan pada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin dan hasilnya memang cukup nyata. Tingkat cacat pada janin menurun hingga sebesar 30%, namun di lain pihak tingkat autisme juga meningkat.
f. Sekolah lebih awal Hal ini memang mengejutkan, namun terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa menyekolahkan anak lebih awal (preschool) dapat memicu rekasi autisme. Diperkirakan bayi yang memiliki bakat autisme sebetulnya bisa sembuh atau membaik dengan berada dalam lingkupan orang tuanya. Namun, karena justru dipindahkan ke lingkungan asing yang berbeda (sekolah playgroup/preschool), maka beberapa anak jadi mengalami shock dan bakat autismenya menjadi muncul dengan sangat jelas.
4. Perkembangan Bahasa pada Anak Autis
Keluhan utama dari orang tua yang memiliki anak dengan ciri-ciri autistik adalah keterlambatan bicara atau bahkan belum bicara sama sekali. Banyak orang tua beranggapan jika anaknya bisa bicara maka 99% masalah anak akan terselesaikan. Ginanjar (Tanpa Nama, 2002) mengemukakan bahwa hal yang lebih penting adalah pemahaman anak terhadap bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi secara dua arah. Banyak anak autis yang mampu bicara, namun sebenarnya belum mampu memiliki pemahaman yang baik tentang apa yang mereka ucapkan dan diucapkan oleh orang lain. Tidak jarang anak autis yang bisa lancar mendeskripsikan sesuatu, menghapal lagu, meniru jingle iklan, membaca dengan baik, namun gagal ketika diajak tanya jawab mengenai kejadian sehari-hari. Sehingga, anak autis yang dapat berbicara belum tentu memiliki pemahaman bahasa yang baik serta dapat berbicara dengan benar. Sebagian anak autis tidak dapat berkomunikasi baik dengan verbal maupun nonverbal. Biasanya mereka tidak dapat mengkomunikasikan perasaan maupun keinginan, sukar memahami kata-kata atau bahasa orang lain, sebaliknya kata-kata mereka sukar dipahami maknanya, berbicara sangat lambat, berbicara bukan untuk berkomunikasi, suka bergumam, dapat menghapal kata-kata atau nyanyian tanpa mengenali arti dan konteksnya, perkembangan bahasa sangat lambat bahkan sering tidak tampak dan komunikasi terkadang dilakukan dengan cara menarik-narik tangan orang lain untuk menyampaikan keinginannya (Tanpa Nama, 2006).


V. HUBUNGAN ANATOMI OTAK DENGAN AUTIS
Hingga kini, belum terdeteksi faktor tunggal yang menjadi penyebab timbulnya gangguan autisme (Tanpa Nama, 2006). Namun demikian, terdapat menurut teori biologis yakni Neuro anatomi, yaitu gangguan atau disfungsi pada sel-sel otak selama dalam kandungan yang mungkin disebabkan terjadinya gangguan oksigenasi, perdarahan atau infeksi. Disfingsi pada otak dapat menyebabkan autis. Pada video Autis yang ditayangkan dikelas mengenai autis pada mata kuliah penjas adaptet yang diampu oleh ibu sumrayanti M.Pd terdapat pernyataan bahwasanya autism merupakan cacat otak yakni tidak berkembang dengan baik atau sempurna bagian otak seperti amygdale, cerebellum, neuron purkinje,scanspect. Berikut ini merupakan bagian otak yang tidak berkembang dengan baik dan pengaruhnya terhadap fungsi dari otak itu sendiri adapun masing-masing fungsi tersebut:



1. Amygdala : merupakan salah satu bagian otak utama yang berkaitan dengan perilaku kita, Karena ia mempengaruhi sebagian sekresi kelenjar endokrin (kelenjar sekresi), terutama yang berkenaan dengan kecondongan-kecondongan seksual.





Gambar. amygdala
Amigdala berasal dari bahasa latin amygdalae (bahasa Yunani αμυγδαλή, amygdalē, almond, 'amandel') adalah sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond. Pada otak vertebrata terletak pada bagian medial temporal lobe, secara anatomi amigdala dianggap sebagai bagian dari basal ganglia. Amigdala dipercayai merupakan bagian otak yang berperan dalam melakukan pengolahan dan ingatan terhadap reaksi emosi. Oleh karenanya amigdala juga merupakan bagian dari sistem limbik yang dipelajari pada ilmu neurosains kognitif.
Pada autis, gangguan pada amygdale akan mengakibatkan disfungsi terhadap sekresi kelenjar, hasrat seksual, pengolahan informasi dan ingatan.

2. Cerebellum : mengendalika gerakan tubuh dalam ruang dan menyimpan ingatan untuk respon-respon dasar yang dipelajari, mengatur koordinasi gerakan, pengaturan otot, mengatur kegiatan mental dan berlaku sebagai pusat untuk kegiatan-kegiatan yang disadari.






Gambar. cerebellum
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi, misalnya orang tersebut tidak mampu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

3. Neuron purkinje : masternya koordinasi motorik di cerebellar cortex yang merupakan penghubung antara cerebulum dengan batang otak. Jika neuron purkinje tidak berkembang dengan baik akan menyebabkan tidak dapat mengolah informasi/pengolahan informasi.





Gambar. Neuron purkinje

Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
1. interaksi sosial, behubungan dengan otak amigdala
2. komunikasi (bahasa dan bicara),berhubungan dengan otak tengah,otak kiri dan otak kanan.
3. pola bermain, berhubungan dengan otak kiri dan otak kanan
4. gangguan sensorik dan motorik : otak kecil, otak tengah (lobus optikus)
5. perkembangan terlambat atau tidak normal.







DAFTAR PUSTAKA


http://id.wikipedia.org/wiki/Otak
http://punyalea.blogspot.com/2007/10/bagian-dan-fungsi-otak.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme
http://dianratnasarie.blog.friendster.com/2008/05/autisme/
http://curiousdn.blogspot.com/2010/06/sel-sel-mikroskopik-tubuh-manusia.html
http://braininfo.rprc.washington.edu/ShowItHier.aspx?questID=661
http://dotheknowledge.com/transcend/anger
Hardywinoto, SKM, Dr., Tony Setiabudhi.: Anak Unggul Berotak Prima.Terbit, : Januari 2002 www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=EEMP4721&kat=3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar